Thursday, April 2, 2020

Pengalaman Adalah Guru Dalam Meniti Masa Depan

Kalau kita mau melamat pekerjaan, biasanya para lulusan baru, pasti akan ditanya, “Apakah anda mempunyai pengalaman kerja?”

Pasti jawaban anda (walau terkadang hanya dalam hati),”Bagaimana kami mempunyai pengalaman kerja, sedangkan selama kuliah saja kami mahasiswa dibebankan banyak tugas? Otomatis kami tidak ada waktu untuk bekerja. Ya, jadilah kami tidak mempunyai pengalaman kerja.”

Nah, biasanya, kalau para fresh graduate dihadapkan pada masalah itu, mereka otomatis tidak bisa memilih di mana mereka akan dipekerjakan. Di mana pun jadi dengan gaji rendah pun jadi, atau kemungkinan terkecil adalah menjadi seorang salesman.

Pedih memang, sudah kuliah susah-susah dengan biaya mahal, begitu lulus hanya dihargai sebagai ‘pedagang keliling.’  Kalau sudah begitu, kita harus kembalikan kepada kurikulum dari kampus, universitas itu sendiri, sehingga kelak bila para lulusan kita tidak diperlakukan semaunya saja di dunia pekerjaan. Berikanlah mereka waktu untuk mencoba pekerjaan sesuai dengan bidangnya, dan diberikan surat tanda sudah pernah ‘magang’ di kantor tersebut.

Beberapa universitas mulai mengarahkan perancangan kurikulum berdasarkan apa yang didapat dari mahasiswa ketika mereka magang di kantor, perusahaan atau lembaga-lembaga terkait bidangnya. Dengan harapan, setelah para mahasiswa itu magang, dan fakultas merancang program, maka para mahasiswa itu menjadi siap pakai di tempat di mana mereka pernah magang.

Jadi di sini kita berdiskusi soal kecerdasan dari seorang mahasiswa dan pencapaiannya ketika mereka bekerja,  setelah mereka mendapatkan kesempatan melakukan magang di tempat yang sesuai dengan bidangnya, memang itu bukan merupakan satu pengalaman kerja, setidaknya kantor, perusahaan atau lembaga terkait mempertimbangkan para mahasiswa yang sudah pernah melakukan magang itu setara dengan satu pengalaman kerja.

Memang tidak mudah menyetarakan antara kecerdasan seseorang dengan pencapaiannya di lapangan, karena tidak semuanya orang yang pintar dalam akademis, tapi begitu terjun dalam dunia kerja, dia bisa terampil juga. Para pencari tenaga kerja membutuhkan orang bertipe itu, jadi memang harus ada pembinaan di bidang persiapan terjun ke dunia kerja. Ada hal yang harus ditekankan kepada para pencari kerja bila mereka akan bekerja, yaitu:
1. Dunia kerja tidak sama dengan dunia akademis.  Dunia kerja adalah dunia sesungguhnya, di mana seseorang harus menempatkan ilmu    yang ada pada dirinya sesuai dengan tuntutan yang ada di lapangan.
2. Dunia kerja harus mempunyai tujuan akhir. Seorang pekerja harus mempunyai tujuan kenapa dia harus bekerja, dan kenapa dia harus mengabdi dengan gaji yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
3. Dunia kerja tidak kenal ampun atau sadis. Mungkin kalimat ini terlihat sarkasme, tapi memang benar dalam kita bekerja sebuah perusahaan itu tidak mau tahu bagaimana kondisi anda, yang jelas kalau mau bekerja sama dengan mereka, harus tunduk apa kata mereka.
Demikianlah dunia kerja itu sesungguhnya.

No comments:

Post a Comment