Wednesday, April 1, 2020

Susahnya Me’Lockdown’ Diri Sendiri

Tadinya virus Covid-19 ini dianggap enteng oleh bangsa Indonesia. Pemerintah sesumbar kalau daya tahan tubuh orang Indonesia ditakuti oleh virus yang satu itu. Ternyata saat ini, kondisi berbalik. Indonesia sangat rentan dengan virus yang satu itu. Setiap hari terdengar pasien yang bertambah dengan drastis di media sosial, demikian juga bertambah banyak korban yang meninggal, baik dari sipil, maupun dari tenaga medis.


Akhirnya  pemerintah begitu giatnya melarang penduduk untuk berkumpul di luar, mengadakan kegiatan yang melibatkan massa, bahkan sekolah-sekolah dan institusi pendidikan diliburkan, tapi di lain tempat, di pasar-pasar, di pinggir jalan, masih banyak orang berkeliaran dan berkumpul, bahkan tanpa pelindung atau penutup diri seperti masker. Terkadang saya bertanya di dalam hati,”Apakah mereka mengerti atau tidak bahwa Indonesia sedang dalam keadaan situasi gawat darurat?”

Sudah sedemikian kencangnya pemerintah lewat media sosial, meminta orang-orang untuk melakukan ‘Social Distancing’ tapi masih banyak yang tidak melaksanakan. Apakah yang salah dengan masyarakat Indonesia?

Manusia merupakan mahluk sosial yang senang berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu, ketika pemerintah mengumumkan untuk tetap di rumah dan melakukan kegiatan di dalam rumah, tidak semua orang menerimanya. Bagi yang menerima, mereka tetap melakukan komunikasi atau berinteraksi dengan kawan maupun kerabatnya lewat sosial media, tapi bagi yang tidak bisa menggunakan media sosial, mereka otomatis tetap ke luar, untuk menyalurkan rasa sosial mereka untuk berkomunikasi, walau hanya sesaat, inilah yang mengakibatkan pada fase ‘Social Distancing’ tidak bekerja dengan seharusnya.

Apakah budaya membantah atau tidak mentaati larangan adalah ciri khas orang Indonesia?


Semakin banyaknya korban Covid 19, menyebabkan pemerintah menjadi semakin gencar merazia orang-orang yang masih berkeliaran. Semua aparat negara, bukan saja di pemerintahan, tetapi juga tentara dan polisi dikerahkan. Sementara aparat negara gencar menggaungkan ‘Social Distancing,’ para polisi dan tentara berkeliling masuk ke luar kampung untuk menegur para penduduk yang masih berkeliaran. Bahkan yang lebih parahnya, di beberapa tempat ada kebijaksanaan untuk menangkap orang-orang yang masih berkeliaran di jalan. Beginilah orang Indonesia, budaya untuk menuruti perintah dengan ancaman adalah satu yang pasti berhasil ketimbang hanya membujuk dan menasehati.

No comments:

Post a Comment