Bisakah sebagai guru kita mendidik siswa kita
menjadi seorang anak yang perfeksionis? Maksudnya, bukan hanya pintar dalam
kompensasi berbentuk nilai-nilai raport, atau pun IQ yang tinggi saja, tapi
juga dalam hal melaksanakan pekerjaan apa pun yang kita berikan kepada siswa,
juga dalam bertindak pun, mereka tahu yang mana yang sopan dan tidak menyakiti orang
maupun merugikan orang lain dengan yang menyenangkan orang lain. Sulitkah? Lalu
bagaimana caranya?
Ada hal yang perlu kita perhatikan bahwa
kehidupan ini bagaikan sebuah rantai, yang bersambungan, jadi segala sesuatunya
saling berhubungan, untuk itu kita perlu merancang satu program atau kurikulum,
di mana semua itu ada kaitannya. Bagaimana caranya?
Dibutuhkan waktu yang cukup untuk merancang
program itu, yang harus dilakukan adalah:
1. Berusaha
menemukan apakah minat dari para siswa itu dengan mendata semua siswa
yang ada di dalam kelas.
2. Melakukan tes terhadap semua nilai pelajaran.
3. Melakukan tes praktek terhadap semua mata
pelajaran.
4. Melakukan tes etika, di mana setiap anak
diberikan kasus, apa tanggapan mereka terhadap kasus yang diberikan.
5.
Melakukan tes ilmu agama, sesuai agama masing-masing, menanyakan sejauh mana kemampuan mereka tentang agama.
Setelah
semua dilakukan, akan dilihat seberapa jauh angka yang didapat para siswa itu,
dari situlah kita akan mengetahui kemampuan mereka. Kemudian mereka
dikelompokan dengan kelompok yang nilainya bersamaan dari setiap tes, lalu
diberi tindakan supaya semuanya bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Demikian
seterusnya, jadi begitu semua anak bisa mencapai nilai maksimal dari setiap
tes, maka barulah kita bisa mengatakan bahwa nilai perfeksionis itu telah
diraih oleh mereka. Perlu kita catat, untuk mendapatkan nilai yang tinggi
setiap siswa itu tentu saja berbeda, bagi yang lebih dahulu mendapatkan
semuanya dengan nilai tinggi, maka bisa kita mengkategorikannya sebagai siswa
perfeksionis awal, menengah dan lanjutan. Dikatakan lanjutan, karena mungkin
saja ada yang perlu pengulangan dilakukan tindakan dan membutuhkan waktu yang
cukup lama. Mereka ini tidak boleh kita sebut ‘lemah’ tapi memang mereka butuh
waktu lebih untuk mendapatkan nilai perfeksionis itu.
No comments:
Post a Comment