Friday, April 17, 2020

ZROF NIKO, SATU METAMORFOSIS (Cuplikan yang diambil dari novel)



Bab 2. Negeri Kebaikan

Di suatu tempat...
  
Niko seperti berada di atas awan. Dia terkejut, dan menatap sekelilingnya. Penuh dengan awan putih. Tanyanya dalam hati,Di mana aku ini? Rasanya tempat ini belum pernah kukunjungi sebelumnya.” 

Tak lama kemudian seorang lelaki berewok berbadan besar menghampirinya dengan suaranya yang berat. Katanya, Ikuti aku.” 

Karena besarnya badannya dan tampangnya yang seram, membuat Niko takut sehingga dia mengikuti saja apa yang dikatakan lelaki itu. Katanya dalam hati,”Dari pada dia memakanku, lebih baik diikuti saja, walau Aku tak tahu siapa dia.”                                                                                                
Lelaki itu mengajak Niko masuk ke sebuah ruangan besar. Ada banyak televisi di sana. Kemudian lelaki itu menunjuk ke televisi yang di ujung sana. Di sana ada seorang wanita berkulit gelap sedang kebingungan, entah bingung kenapa  dan ingin meminta tolong dengan lelaki bule yang ada di depannya, tapi sayang dia tidak bisa berbahasa Inggris dengan si bule itu, hingga akhirnya dia hanya bisa menangis saja sementara si bule bingung kenapa wanita itu menangis. 
                 
Kata pria berbadan besar itu kepada Niko,Kamu tahu kenapa wanita itu menangis?”       
                                         
Niko menggeleng kepala. Katanya,Gak tahu.”
  
Kata pria bertubuh besar itu lagi,Wanita itu butuh pertolongan si pria. Tapi karena dia tidak bisa berbahasa Inggris, jadi sang pria tidak bisa menolongnya karena si pria itu hanya bisa berbahasa Inggris.”   
                                                   
 “Terus hubungannya apa dengan aku?” tanya Niko heran.   
                                                                                             
 “Kamu pintar, bisa berbahasa Inggris, jadi kalau Kamu jadi wanita itu, tentu tidak ada masalah,” jelas si pria berbadan besar yang bernama Wanda.
                                                 
 “Tentu saja, tapi Aku tidak mau jadi wanita. Aku ‘kan pria,” tanggap Niko.     

“Bukan itu maksudku, Bodoh,”  kata Wanda yang mulai geram dengan Niko yang tampak terlihat bodoh itu di matanya.
                                                                                                                                         
 “Namaku Niko, bukan Bodoh. Sembarangan aja. Kalau mamah tahu namaku diubah, pasti dia akan marah dan menempelengmu, Gendut,” kata Niko sengit dan tak mau kalah galaknya dengan Wanda.
  
 “Berani-beraninya kamu panggil aku Gendut? Sembarangan. Kumakan kau nanti,” ancam Wanda yang emosi jiwanya mendadak naik ketika dipanggil Gendut oleh Niko dan segera ‘ngegas’.                                                     

Melihat Wanda yang bertubuh besar itu ingin mengangkat Niko, segera Niko meminta maaf. Katanya memohon,Maaf, maaf. Bukan maksudku berkata begitu. Tapi aku belum kenal dengan kamu. Siapa sih kamu? Namamu? Kalau perlu no pin ATM-mu juga boleh. Pinjam. Biar aku bisa beli motor.” 
                                                                  
 “Motor? Kamu ingin punya motor?” tanya Wanda. 
                                                              
 “Iya, kan Aku sudah katakan barusan. Kenalkan namaku Niko. Kamu siapa?” kata Niko mengulurkan tangannya ke Wanda.
  
“Wanda. Panggil aku dengan nama itu,”kata Wanda.      

 Niko terkaget sejenak, katanya dalam hati,Badan besar, garang, tapi kok namanya imut gitu.”

“Kenapa?” tanya Wanda heran melihat Niko terdiam menatapnya.  
                                                                      
 “Enggak. Nama yang bagus,” kata Niko, takut Wanda marah dan membantingnya.   
                                            
 “Terima kasih. Baru kali ini aku mendengar orang memuji namaku. Sebelumnya...” Wanda terdiam.

“Kenapa?” tanya Niko heran.

“Semua yang mendengar namaku pasti mengejekku. Enggak sesuai,” kata mereka.

“Apanya yang tidak sesuai? ‘kan kamunya manis, namamu manis,” kata Niko tanpa sadar mengatakan hal itu.   

“Manis, maksudmu?” terdengar nada meninggi dari Wanda. 
 
“Maaf, maaf. Maksudku namamu itu bagus. Itu pemberian orang tuamu. Jangan pernah merasa marah bila ada orang yang mengejek atau tidak suka dengan namamu,” kata Niko berusaha menenangkan Wanda agar tidak marah padanya.                                                                                   

 “Kamu pintar berbahasa Inggris. Harusnya kamu gunakan ilmu kamu itu untuk kebaikan. Ajarkan orang di sekelilingmu berbahasa Inggris. Apalagi kamu mau motor. Dengan uang hasil kamu mengajarkan orang itu, aku yakin kamu akan dapatkan motor itu,” jelas Wanda. 

Niko menatapi Wanda lebih dekat. Wanda heran lalu bertanya,Kenapa?”  

“Perkataanmu persis sama dengan perkataan sohibku, Sahid. Apa kamu jelmaan atau titisan dari Sahid,” kata Niko.  

 Sahid? Siapa itu Sahid. Aku tidak kenal. Tidak ada orang bernama Sahid di sini,” jelas Wanda.

  “Ya iyalah. Dia kan tinggal dekat rumahku. Sedang sekarang ini aku tidak tahu ada di mana?” jawab Niko.
  
 “Ini ‘Negeri Kebaikan. Orang yang sampai ke sini akan menjadi baik dan semua keinginannya akan tercapai setelah pergi dari sini,” jelas Wanda.
  
 “Maksud kamu, setelah aku pulang nanti, aku akan bisa mendapatkan motor yang sudah aku impikan sejak dulu?” tanya Niko senang.                                                                   

“Bukan. Setelah kamu kembali dari sini, Kamu akan menjadi seorang guru bahasa Inggris,” jelas Wanda. 

 “Apa? Guru?? Bahasa Inggris?” tanya Niko.
  
Wanda mengangguk.
   
“Oh, tidak...!!!” jerit Niko. 

Demikian cuplikan dari novel "Zrof Niko, Satu Metamorfosis." Silahkan pre-order di wasap 087874772266

No comments:

Post a Comment