Sunday, March 22, 2020

Online Learning

Siapa pernah menduga, ketika tiba-tiba negara kita diserang oleh virus yang mematikan, dan semua orang diharuskan berada di rumah, begitu juga para pelajar, yang selama ini belajar secara tatap muka dengan guru dan teman-teman, diharuskan menjaga jarak atau dikenal dengan istilah ‘Social Distancing.’

Para siswa yang biasanya bertatap muka dengan para guru, ketika  bingung dengan apa yang dijelaskan guru, segera mengacungkan tangan dan bertanya, sekarang tiba-tiba menjadi bingung, ketika mereka harus berhadapan dengan kegiatan belajar secara online, di mana mereka ada yang berhadapan dengan hape, atau laptop atau komputer, mendengar penjelasan guru dari sana, dan ketika bingung dengan apa yang dijelaskan sang guru, tidak bisa langsung bertanya, harus ada syarat dan ketentuan berlaku. 

Tidak semua siswa dan guru siap sepenuhnya dengan pembelajaran online, terutama anak kelas 1-3 SD. Mereka terbiasa langsung dibimbing oleh  guru, sekarang orang tualah berperan aktif. Merekalah yang harus membimbing anak-anak mereka, baik itu berusaha mempelajari apa yang dijelaskan guru lewat online learning, kemudian berusaha menjelaskannya. Bagaimana dengan orang tua yang ‘gagap teknologi’? Mau tidak mau akhirnya sang anak atau orang tua tersebut harus ke luar dahulu, bertanya dengan yang lebih pintar. Otomatis kegiatan ‘social distancing’ menjadi tidak berjalan.  

Yah, itulah fenomena baru yang dihadapi oleh rakyat Indonesia yang sedang dilanda bencara virus Corvid 19. Bagi kampus yang sudah siap dengan pembelajaran online, itu tidak menjadi masalah besar, karena sebelumnya baik para mahasiswa dan dosen sudah tahu cara mengoperasikan semua perangkat online. Bagaimana dengan para mahasiswa dan dosen yang belum pernah melaksanakannya? 

Banyak perangkat online tersedia saat ini, itu tidak menjadi masalah bagi para mahasiswa dan dosen yang mendadak menjadi seorang ‘onlinener.’Selamat 'beronline.'

Friday, March 13, 2020

Martabat dan Harga Diri VS Keberhasilan

Di dalam masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, masih kita temui orang-orang yang merasa dirinya adalah golongan ‘priyayi’ atau ‘kaum bangsawan.’ Biasanya orang-orang dari jenis ini sangat mengutamakan ‘harga diri’ dan martabat, tidak mau bergaul dengan sembarang orang, dari sembarangan golongan atau kelas, begitu pula dalam berusaha, mereka masih banyak memikirkan tentang harga diri dan martabat, tidak hanya dalam pergaulan, tapi dalam berusaha pun mereka sangat mengutamakan harga diri mereka, jadi menyebabkan mereka membatasi diri dan bertindak. 

Coba bayangkan, kalau kita baru tamat kuliah, lalu mencari pekerjaan memilih, harus yang gajinya besar, dengan kedudukan yang tinggi, tapi.... tidak susah kerjanya, apakah semudah itu?       
                                                                                                                                        
Tentu saja tidak. Orang akan berpikir dua kali untuk memperkerjakan orang yang bertipe seperti itu. Mungkin mereka merasa di lingkungan keluarganya, mereka adalah bangsawan, tapi di dalam dunia kerja, semua itu tidak ada artinya. Yang dipentingkan adalah skill atau keahlian. Coba bayangkan, bila anda seorang pemilik perusahaan, lalu ada yang mencoba melamar di kantor anda dengan mengatakan bahwa dia adalah dari golongan bangsawan, tapi begitu anda suruh untuk mengerjakan tugas-tugas kantor, dia tidak bisa apa-apa, apakah anda akan mempekerjakan orang seperti itu?
Tentu saja akan berpikir dua kali untuk memperkerjakan orang yang tidak mempunyai keahlian yang anda butuhkan di kantor anda, walaupun dia seorang keturunan bangsawan sekali pun. Anda hanya akan merugi saja menggaji pekerja seperti itu. Tentu saja, orang seperti itu akan menuntut upah yang besar, sesuai dengan tingkat derajat kebangsawanannya.  

Sebagai pengajar, kita seharusnya mendidik kaum bangsawan seperti itu untuk lebih rendah hati dan juga melihat bahwa tidak semuanya dipandang dengan derajat, harga diri dan martabat, tapi ada yang lebih berarti, yaitu kerja keras dengan menggunakan keahlian yang kita miliki.